Nusantaratv.com-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto berkembang sangat pesat. Per akhir November/awal Desember 2025 MBG telah menjangkau sekitar 47 juta hingga 49 juta penerima manfaat. Selain memperluas jangkauan penerima manfaat, Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan mutu MBG.
Sejalan dengan tujuan tersebut Badan Gizi Nasional (BGN) telah memberlakukan Standar Operasional Prosedur untuk memastikan kadar dan kualitas gizi serta higienitas MBG yang harus yang dilaksankan oleh 16.000-an Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
Guna meningkatkan mutu dan pelayanan dalam program makan bergizi gratis, Badan Gizi Nasional kembali berkolaborasi dengan sejumlah pihak, salah satunya melibatkan koperasi desa. Koperasi desa akan menjadi pemasok bahan baku bagi SPPG di sejumlah daerah seperti susu, beras, dan bahan pertanian lainnya.
"Koperasi ini didorong untuk menjadi penyedia khususnya susu-susu untuk anak-anak gitu. Jadi, BGN juga punya kebijakan seminimal mungkin menggunakan susu pabrikan sehingga yang bisa dimaksimalkan adalah produksi-produksi susu yang dari pengolahan-pengolahan susu yang itu bisa dimotori oleh koperasi," kata Wakil Menteri Koperasi Farida Farichan kepada tim program Abraham Nusantara TV di sela kegiatan meninjau langsung SPPG Cipanas Sindangjaya 2 Cianjur, Jawa Barat.
SPPG Cipanas Sindangjaya 2 Cianjur telah menerima pasokan bahan baku dari koperasi desa yang berada di wilayahnya. SPPG di Desa Sindang Jaya ini tercatat memproduksi makan bergizi gratis untuk 3.994 penerima manfaat setiap harinya.
Selain siswa sekolah, SPPG ini juga melayani penerima manfaat bagi ibu hamil serta anak balita.

Wakil Menteri Koperasi Farida Farichan bersama Pengelola Dapur SPPG Cipanas Sindangjaya Cecep Muhammad
Pengelola Dapur SPPG Sindangjaya 2 Cecep Muhammad menjelaskan kepada Wamenkop Farida Farichan pihaknya telah menerapkan SOP BGN untuk menjaga kualitas gizi dan higienitas MBG yang diproduksi. SPPG Cipanas Sindangjaya memiliki gudang bahan baku berpendingin untuk menjaga produk tetap segar dan higienis.
"Jadi semua barang yang masuk di sini di cold storage ini sudah ada barcode-nya. Jadi bisa ditracking barangnya dari mana, jumlahnya berapa, expired-nya kapan, dan harus digunakan kapan. Bahan baku yang kami gunakan dipasok oleh koperasi desa," jelas Cecep.
Lebih lanjut Cecep mengatakan selain memastikan higienitas bahan baku, SPPG Cipanas Sindangjaya juga menjaga kebersihan alat makan MBG berupa tray atau ompreng agar steril. Proses pencucian menggunakan alat otomatis dengan suhu sampai 160 derajat.
Kebersihan seluruh areal SPPG Cipanas Sindangjaya 2 juga sangat terjaga untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

Para relawan di SPPG Cipanas Sindangjaya 2 Cianjur sedang mempersiapkan menu MBG
Untuk memastikan menu MBG yang dinikmati para penerima manfaat dapat dikonsumsi dengan baik, SPPG Cipanas Sindangjaya 2 juga melakukan proses memasak sejak jam 12 malam. Menu MBG selesai dimasak pada pukul 4 atau 5 pagi dan langsung diantar ke sekolah pada pukul 6.30 pagi.
"SPPG ini men-supplai 12 sekolah dan 7 posyandu. Jumlahnya 4.000 pek setiap hari. Diproduksi di sini. Ini sangat clean. Sangat clean, tidak berbau, bersih, tidak licin. Ini dapur-dapurnya juga kompornya juga standar restoran," ujar Wamenkop.
Wamenkop melihat dapur SPPG Cipanas Sindangjaya juga dilengkap dengan APAR (Alat Pemadam Ringan) sehingga kalau terjadi sesuatu bisa cepat ditangani.
"Jadi keamanannya juga sangat diperhitungkan sehingga membuat para pekerja juga lebih nyaman," ujarnya.
Kepala SPPG Cipanas Sindangjaya 2 Muhammad Farhan menambahkan pihaknya mewajibkan seluruh relawan atau petugas SPPG untuk memakai APD saat bekerja.
Para siswa SDN Sindanglaya sedang menikmati menu MBG
"Terus juga mengganti sepatunya dengan sendal karet," terangnya.
Farhan menyebut ada 47 orang yang bekerja di SPPG Cipanas Sindangjaya 2 dan 90 perses dari mereka adalah warga sekitar SPPG.
SPPG Cipanas Sindangjaya memiliki struktur personel yang lengkap mulai dari koki, relawan hingga ahli gizi.
Ahli Gizi SPPG Cipanas Sindangjaya 2 Yusfina Maulida menerangkan menu MBG yang diproduksi SPPG Cipanas Sindangjaya 2 telah memenuhi standar gizi sesuai SOP dari BGN. Sebab, sebelum didistribusikan ke penerima manfaat, menu MBG yang diproduksi telah melalui proses gramasi gizi untuk setiap menu yang disajikan.
"Ada dua ukuran ya, ada porsi besar dan porsi kecil. Untuk nabati dan hewaninya itu di sekitar 25 gr sampai 30 gr. Itu untuk porsi besar dan kecilnya. Untuk karbohidratnya nasi kita ada di 170 sampai 120. Dalam satu ompreng ini kita harus meliputi protein nabati, hewani, serta di dalamnya ini kita harus ada buah juga. Kalau misalnya tidak ada buah, kita biasanya diganti dengan susu atau misalnya kayak puding-puding juga gitu bisa. Di dalam satu ompreng ini ada telur, kita menggunakan satu telur. Jadi, penerima manfaat menerima satu telur," tutur Yusfina Maulida.
Koordinator Lapangan SPPG Cipanas Sindangjaya 2 Bambang Tjahyo menambahkan sebelum didistribusikan menu MBG yang telah diproduksi juga dicicipi terlebih dahulu. Untuk memastikan aman untuk dikonsumsi.
"Kalau aman lanjut. Tidak aman berarti kan kita harus harus harus melakukan tindakan-tindakan koreksi," terang Bambang.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh